Belajar 'meng-hack' pemilihan Presiden Amerika Serikat

| Jumat, 11 Desember 2009
Belajar tanpa dipraktekkan mungkin kurang seru jadinya ya. Seperti itulah yang sekarang terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di Universitas Rice di Houston.

Dalam rangka menguji mahasiswa di kelas lanjutan ilmu komputer, Dan Wallach, Direktur Lab Keamanan Komputer di Universitas Rice, menginstruksikan mahasiswanya tentunya dengan sebuah pengalaman nyata untuk melakukan apa yang mereka bisa dalam rangka mencurangi mesin voting yang ia sengaja letakkan di kelas.

Begini cara Profesor Dan Wallach menguji para mahasiswanya:

Wallach membagi kelasnya menjadi beberapa tim. Di bagian pertama, beberapa tim berpura-pura menjadi programer yang tidak tahu malu yang bekerja di perusahaan pembuat mesin voting. Tugas para mahasiswa: Membuat perubahan-perubahan yang halus pada software mesin voting yang nantinya perubahan-perubahan tersebut dapat merubah hasil pemilihan namun tidak dapat dideteksi oleh panitia pemilihan.

Pada bagian kedua pengujian itu, beberapa tim diminta untuk berperan dalam pengatur software pemilihan. Tugas mereka untuk memastikan keaslian kode yang disampaikan oleh tim lain di bagian pertama pengujian.

Dari hasil pengujian diatas ternyata beberapa mahasiswanya berhasil 'meng-hack' mesin voting tersebut dan sang Profesot mengindikasikan bahwa jika saja sang 'hacker' mempunyai akses pada mesin voting dan memiliki kemampuan seperti halnya mahasiswanya maka sang hacker tersebut akan mudah memanipulasi pemilihan lewat jalur elektronik.

Namun sang Profesor pun mengakui bahwa mesin voting yang ia ujikan akan jauh berbeda serta jauh lebih rumit dengan apa yang nanti dipakai untuk pemilihan. Dan ia berharap bahwa dengan praktek langsung maka para mahasiswanya bisa lebih sadar untuk membuat dan mengawal proses pemilihan secara elektronik Presiden Amerika Serikat yang akan berlangsung besok.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲