Menuju Surga Dengan Cinta

| Selasa, 15 Desember 2009
Setiap individu pasti akan merasai cinta dan mencintai
sesuatu. Cinta adalah perasaan halus yang dimiliki hati setiap
manusia, dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam Islam, cinta merupakan masalah utama dalam kehidupan
dunia dan akhirat. Ini karena Islam sendiri merupakan agama
yang berasaskan cinta. Sabda Rasullulah SAW.:Tiga perkara
yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan
mendapat manisnya iman, yakni: Allah dan Rasul-Nya lebih ia
cintai daripada yang lain; mencintai seseorang hanya karena
Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia
tidak suka dilemparkan ke dalam neraka(HR. Bukhari dan
Muslim) .

Oleh karena itulah Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta
kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada agama,
cinta kepada aqidah, juga cinta kepada sesama makhluk,
sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri
sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah
SWT: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21).

Jelaslah bahwa cinta adalah tanda kehidupan ruhani dalam
aqidah orang mukmin, seperti halnya cinta juga menjadi dasar
dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Selain itu, iman
dalam Islam ditegakkan berdasarkan cinta dan kasih sayang,
sebagaimana terlukis indah dalam sabda Rasulullah SAW : “Demi
Dzat yang diriku ada di tanganNya, kamu tidak akan masuk
syurga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman
dengan sempurna hingga kamu saling mencintai. Maukah aku
tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan
kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara
kalian.� (HR Muslim)

Dalam hadist diatas, Rasullulah SAW menegaskan bahwa jalan
menuju ke syurga bergantung kepada iman, dan iman bergantung
kepada cinta. Maka cinta adalah syarat dalam iman, rukun dalam
aqidah, dan asas dalam agama.

Cinta dalam Islam adalah kaidah dan sistem yang mempunyai
batas. Ia adalah penunjuk ke arah mendidik jiwa, membersihkan
akhlaq serta mencegah atau melindungi diri daripada dosa-dosa.
Cinta dapat membimbing jiwa agar bersinar cemerlang, penuh
dengan perasaan cinta dan dicintai.

Sayangnya dalam kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung
penuh hawa nafsu dan menyimpang daripada tujuan murni yang
sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita dibuai dengan lagu
cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta yang
menghanyutkan kita ke dunia khayal yang merugikan. Kini bahkan
banyak yang menyalahartikan makna cinta sebenarnya, sehingga
terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang
mukmin.

Untuk itu, renungkanlah sejenak hakikat kehidupan kita di
dunia. Rasullulah SAW bersabda: Tidak sempurna iman salah
seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai diri sendiri Juga sabda Rasulullah, “Barang siapa
ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai
orang lain karena Allah. (HR Hakim dari Abu Hurairah).

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲